
Antara 12 hingga 14 April 2022, tim Partnership-ID (Kemal Soerawidjaja dan Teguh Iman Perdana) mengunjungi Jayapura dan menemui beberapa pihak guna membahas berbagai hal terkait perkembangan kemitraan yang telah dilakukan selama ini. Didampingi oleh Arland Corinus Suruan dari PT. Freeport Indonesia, agenda pertama kami adalah berjumpa dengan rektor Universitas Cendrawasih, Prof. DR. Apollo Safanpo, ST, MT. Dalam suasana yang cair dan hangat, kami membicarakan hal-hal seputar perkembangan kemitraan yang telah dan akan dilakukan oleh Uncen dan P-ID, termasuk pula rencana untuk menggelar “Temu Kolaborasi” ke-4 serta gagasan untuk mendirikan SDGs Centre Papua.



Mengapa Uncen? Lagi-lagi ini soal kepatutan dan kelayakan. Untuk diketahui, secara struktural, Bappenas memang mendorong berdirinya SDGs Centre di berbagai provinsi di Indoensia. Sebagai perguruan tinggi tertua di Papua, sudah selayaknya Uncen mengambil insiatif mendirikan SDGs Centre tersebut. Untuk itu, Partnership – ID kembali menyatakan kesanggupan dan kesiapannya untuk berperan menjadi pendamping Uncen mengambil posisi strategis itu, sesuai dengan slogan yang telah digaungkan sebelumnya: menjadikan Uncen sebagai simpul dari berbagai program kemitraan di Papua.
Begitu pula dengan forum “Temu Kolaborasi” yang merupakan kelanjutan dari 3 forum sebelumnya. Kali ini fokusnya adalah memperluas nara sumber dalam rangka memperoleh best practises yang lebih beragam guna menjadi masukan bagi pembangunan Papua. Dalam hal ini, sudah saatnya memperluas kembali jejaring mitra strategis Uncen, karena betapa pun sudah banyak pihak yang perlu mendapatkan exposure tentang bukti-bukti kongkrit kontribusi mereka (experienced based) membangun Papua. Secara khusus, kami membicarakan berbagai BUMN yang dapat diangkat dalam “Temu Kolaborasi” mendatang.
Rektor Prof. Dr. Safanpo kembali menyampaikan apresiasinya atas inisiatif dan pendampingan P-ID yang telah berkontribusi nyata pada pengembangan jejaring kerjasama Uncen dengan berbagai stakeholder. Prof. Safanpo yang dalam bulan Mei 2022 akan berjumpa dengan Paus Fransiscus di Vatikan itu, mengaku amat bersyukur dengan berbagai inisiatif pendampingan yang digagas oleh P-ID. Dengan pendampingan P-ID dan juga dukungan dari PT. Freeport Indonesia, dirinya meyakini bahwa usulan-usulan yang mengemuka saat itu akan kembali mendapat hasil yang sepadan, sambil menambahkan kesiapan pihaknya untuk berjalan bersama mewujudkan rencana besar tersebut.
Pertemuan dilanjutkan pada 13 April 2022 dengan staf humas Uncen, yaitu Ibu Ratna dan Ibu Flora. Pada kesempatan itu dijabarkan kembali langkah-langkah yang perlu dilanjutkan oleh pihak devisi humas Uncen. Tak lupa, kami meninjau lokasi yang akan dibangun gedung kampus baru Uncen di kampus Abepura. Sebagai catatan, PT. Freeport Indonesia baru saja menanda tangani MoU dengan pihak Uncen terkait pembangunan gedung baru tersebut pada 7 April lalu, sehingga merupakan bukti nyata dukungan sepenuhnya pembangunan gedung baru ini, yang salah satu fungsinya kelak adalah menjadi pusat studi Kemitraan Papua.
Selama 3 hari di Papua itu, kami juga melakukan diskusi informal dengan kalangan akademisi di Papua. Selain tentu saja memperluas jaringan, kami menyerap berbagai informasi berharga yang guna mendapat wawasan baru dan Papua pada umumnya. Salah satunya adalah dengan Laus Romoyom, Msi., akademisi Uncen dan penggagas forum “Papua Development Strategis” yang banyak melakukan gerakan dan advokasi membangun Papua berbasis pendekatan budaya dan hukum adat. Dari putra kelahiran Biak ini, berbagai informasi menarik mengalir deras, termasuk rencananya menggelar pertemuan besar yang melibatkan suku-suku besar seluruh Papua, untuk menata Papua ke depan sebagai garda depan NKRI di kawasan Pasifik.

Kunjungan berakhir pada 15 April 2022 dengan sejumlah catatan dan harapan baru untuk lebih proaktif mengembangkan kemitraan dalam membangun Papua. Kunjungan ini sekaligus menegaskan, selalu ada peluang, dan P-ID akan selalu menjadi mitra perjalanan Papua bersama berbagai elemennya.
(tip/kem)