Pengantar

Pada tanggal 21 Oktober 2022, P-ID menggelar diskusi yang diikuti oleh sejumlah pelaku kemitraan dari berbagai tempat di Inonesia, baik yang merupakan alumni Partnership Broker Association (PBA) mau pun non alumni PBA. Dipandu oleh CEO P-ID Yanti Triwadiantini, diskusi ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya (22 September 2022) dengan pihak PBA, dimana salah satu agenda ketika itu adalah mendorong terbentuknya jaringan pelaku kemitraan lokal di Indonesia. Diskusi kali ini merumuskan sejumlah peluang, melihat tantangan dan kebutuhan berjejaring antar pelaku kemitraan di Indonesia, hingga paparan usulan platform yang akan diimplementasikan.

**********

Setelah mengenalkan jatidiri Partnership Broker Association (PBA) dan juga sebagai alumninya, Yanti Triwardiantini  mengemukakan bahwa dengan jumlah alumni PBA hanya berkisar 40 orang di Indonesia, begitu banyak kemitraan membutuhkan pendampingan. Untuk itulah, PBA menawarkan suatu jejaring local network yang mendapat dukungan dari network global. Maka pertemuan hari itu diharapkan dapat fokus untuk menjawab  4 hal. Bagaimana jejaring dapat menguatkan apa yang sudah dilakukan selama ini, apa saja tantangannya, bagaimana pola interaksinya dan channel apa yang akan dipilih

Respon para peserta umumnya menyambut positif gagasan itu disertai catatan penting. Setia Witta dari “Duke of Edinburg” menyebutkan perlunya aturan berjejaring yang jelas, dan terdapat kategori yang disepakati. Salman Nusyirwan dari UNDP melihat perlunya berjejaring sudah menjadi kebutuhan, jika dikaitkan dengan apa yang selama ini dialami dan terjadi: hubungan yang lebih ke arah patron-klien antara donor dengan penerima donor, dan kerap terjadinya perulangan yang tidak perlu dalam berbagai program. Jejaring diharapkan dapat lebih menyetarakan hubungan antar mitra, dan program dapat dilakukan dengan menghindari perulangan.

Kemal Soerawidjaya sebagai co-founder P-ID pun sepakat dengan dua pembicara sebelumnya. Ada budaya kurang sehat antara donor dan penerima donor, dan ini perlu dirubah. Ada shared value yang perlu dimasukkan dan jejaring akan memudahkan hal itu terjadi.

Ilyana  dan Syamsu Palewangan dari “Plan Indonesia” juga sepakat tentang perlunya jejaring lokal para pelaku kemitraan ini. Apalagi, meski telah menjadikan kemitraan sebagai DNA dalam setiap cluster kegiatan mereka, kemitraan dilakukan lebih berdasarkan pada insting dan kebiasaan. Diselingi pengisian mentimeter dan pembahasan jawabannya, Syamsu kemudian bertutur soal kesulitan mereka menemukan mitra lokal yang tepat untuk melakukan program, dan diakuinya, adanya platfrom jejaring ini akan memudahkan pengenalan mitra semacam itu.

Sesi kemudian berlanjut dengan pengisian mentimeter untuk menjawab 4 pertanyaan: apa manfaat networking, apa tantangan berjejaring, apa cara berjejaring yang ideal, dan cara berkomunikasi dalam jejaring.

Usai pembahasan jawaban mentimeter, sesi berlanjut dengan menyimak paparan dari Sari Sugondho dan Dion Susilo tentang platform online. Secara garis besar, aplikasi ini menawarkan partnership e-learning (PEL) yang tetap dipadukan dengan pertemuan offline. Berbagai model dan peran ditawarkan, sehingga bersifat interaktif. Step-step nya juga digambarkan, mulai dari layanan dasar hingga rencana pengembangan fitur-fitur, termasuk versi mobile dan dapat dioperasikan pada low internet area.

Berikutnya, ditampilkan ecosystem yang dibentuk: mulai dari sertifikasi profesional hingga terbentuknya jaringan professional. Lalu ditampilkan siapa yang dapat diajak bersinergi, terutama para agent of change. Selanjutnya, ditunjukkan langkah marketing dan promosi dan Sari menutup paparannya dengan menunjukkan road map hingga 5 tahun ke depan.

Dion Susilo menambahkan bahwa pada dasarnya PEL adalah sebuah e-learning, namun dengan kualitas dan experience berbeda. Tetap fokus dua hal: front end dan back end, yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Selebihnya Dion memberikan demo serta paparan yang bersifat tehnis dari aplikasi yang ditawarkan tersebut.  

Sesi ini ditutup dengan harapan perlunya trigger dan sumber dana agar aplikasi ini dapat dikembangkan lebih jauh karena selama ini bersifat volunteer. Jika kedua hal itu terpenuhi, maka ada maka pilot project dan uji coba  dapat segera dilakukan. (tip/yt)

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.