Fire Free Alliance (FFA) didirikan pada tahun 2016, merupakan kelompok multi-stakeholder sukarela yang terdiri dari perusahaan kehutanan dan pertanian, LSM, kolaborator dan mitra terkait lainnya, yang berkomitmen untuk mendukung upaya keras Indonesia dalam perlindungan dan pengelolaan isu kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang berulang-ulang. Sejak tahun 2021, FFA melakukan revitalisasi aliansi melalui serangkaian pertemuan antar anggota FFA, yang difasilitasi oleh Partnership-ID.

Pertemuan Anggota FFA 16 Maret 2023.

Pertemuan Fire Free Alliance (FFA) 2023 dilaksanakan di hotel Mulia, Jakarta. Pertemuan secara tatap muka antar anggota FFA menjadi yang pertama, setelah 4 tahun hanya terhubung secara virtual, akibat pandemi Covid-19. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyegarkan kembali semangat anggota dalam mewujudkan tujuan bersama anggota FFA, antara lain bagaimana cara bekerja sama secara kolektif, dan bagaimana memposisikan FFA di masa depan sebagai aliansi, serta menyambung kembali semangat kolaborasi dan kemitraan yang telah terbangun di antara anggota FFA.

Jalannya Kegiatan

Acara dibuka oleh Craig Tribolet, Ketua FFA, yang menyampaikan pesan kunci tentang akar permasalahan kebakaran hutan dan lahan terletak pada manusianya, sekaligus mendorong anggota FFA untuk terus mencari solusi yang lebih baik untuk pencegahan pengelolaan kebakaran hutan, penghidupan masyarakat berkelanjutan dan perlindungan lingkungan.

Sekitar 18 peserta anggota FFA (antara lain APRIL, Asian Agri, IDH, Musim Mas, Wilmar, KPN Corp) hadir secara langsung dan 2 peserta lainnya (dari Musim Mas & IOI) yang bergabung melalui zoom. Dalam kesempatan tersebut, untuk pertama kalinya KPN Corp resmi diperkenalkan sebagai anggota baru FFA 2023.

Yanti Triwadiantini dari P-ID sedang memimpin diskusi kelompok yang melibatkan peserta baik secara tatap muka maupun virtual.

Diskusi yang difasilitasi oleh Yanti Triwadiantini dan Helen Sidjabat dari P-ID berlangsung dengan hangat, efektif dan konstruktif, dimana setiap peserta memiliki kesempatan untuk berbagi ide-ide, serta menyampaikan keprihatinan anggota terhadap masa depan FFA, mulai dari preposisi nilai FFA sebagai kemitraan bersama (aliansi), aksi-aksi kolektif, peningkatan kapasitas anggota hingga bagaimana penulisan cerita sukses atau pendekatan yang efektif yang diterapkan di wilayah anggota FFA dalam usaha yang lebih baik untuk perlindungan hutan dan lahan, termasuk program pemberdayaan masyarakat sekitar.

Di akhir sesi diskusi, disimpulkan 3 hal berikut:

  • Anggota FFA berkomitmen untuk menindak lanjuti hasil pertemuan saat itu.
  • Ketua FFA menekankan kembali semangat kemitraan yang bersifat mutualisme (co-creation) dan sejajar; serta mendorong peserta untuk berinisiatif menjadi tuan rumah pada pertemuan berikutnya yang akan diselenggarakan pada bulan Juni 2023.
  • Penulisan cerita tentang praktik baik FFA (good practises) akan segera dilaksanakan bersama mitra FFA, yaitu Catalyst, dan akan dilaporkan pada pertemuan FFA berikutnya.
Tags: