PT Freeport Indonesia (PTFI) mendapat mandat dari Pemerintah Republik Indonesia untuk membangun smelter di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus, kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.  Dalam mengawal pembangunan smelter tersebut, PTFI berinisiatif mengajak para pemangku kepentingan yang paling dekat dengan proyek pembangunan smelter tersebut untuk bersama sama membuka dialog atas isu-isu ekonomi, sosial, dan lingkungan yang menyangkut proses pembangunan smelter termasuk isu, antara lain, tenaga kerja lokal.

Partnership-ID (PID), ditunjuk oleh PTFI sebagai mitra dalam memfasilitasi dialog atau diskusi antar pemangku kepentingan secara berkala.  Diskusi para pemangku kepentingan ini dinamakan “Rembuk Akur”, suatu nama yang diusulkan oleh pemerintah daerah yang mempunyai makna yang tepat, yakni berdialog dan menemukan kesepakatan.  Para pemangku kepentingan terdiri dari, antara lain, pemerintah kabupaten Gresik, perusahaan-perusahaan (kontraktor, penyedia jasa, dan yang berdekatan), LSM dan perguruan tinggi.

Kolaborasi PTFI dan PID dalam memfasilitasi “Rembuk Akur” dimulai pada bulan September 2022, dengan kunjungan lapangan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan kunci. “Rembuk Akur” direncanakan berjalan dalam bentuk pertemuan-pertemuan berkala selama 2023.

Menindak-lanjuti tinjauan lapangan di bulan September 2022, Partnership-ID memfasilitasi rapat perdana “Rembuk Akur” pada 23 Februari 2023 di kantor Kabupaten Gresik.

Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik yang diwakili oleh Sekda dan Ketua Bappeda, memberikan arahan tentang regulasi dan prakarsa-prakarsa yang telah dimulai oleh Pemda dalam kaitan dengan Corporate Social Responsibility (CSR).  Peraturan Daerah no…../2021 mengarahkan CSR pada 6 bidang utama yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat Gresik, yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial, olah raga dan budaya.

Dalam rapat perdana tersebut, wakil-wakil perusahaan, LSM, universitas, tokoh-tokoh masyarakat hadir untuk mendengarkan update tentang pembangunan smelter di kawasan industri terintegrasi di Gresik, yang dikenal dengan kawasan industri Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE)  Manyar.

Rapat perdana tersebut dimaksudkan untuk membangun kepercayaan antar pemangku-kepentingan, sekaligus membangun kesepakatan tentang isu-isu kunci yang akan dicarikan solusinya melalui mekanisme kolaborasi. Isu-isu tersebut mencakup aspek manusia (sosial dan tenaga kerja), ekonomi (ekonomi dan UMKM) dan lingkungan hidup (air, limbah dan sampah).


Setelah pertemuan perdana “Rembuk Akur” di bulan Februari 2023, para pemangku kepentingan terhadap proyek pembangunan smelter Manyar di Gresik kembali melakukan pertemuan dengan dukungan penuh  PT Freeport Indonesia.

Dalam pertemuan 13 Juni 2023 di Hotel Aston Gresik, sekitar 130 orang hadir mewakili sektor-sektor penta-helix (pemerintah, swasta, LSM, perguruan tinggi, dan masyarakat). Diskusi dilakukan dalam 3 kelompok untuk mendalami situasi dan apa saja yang sudah ada atau dilakukan di bidang Bina Manusia, Bina Usaha dan Bina Lingkungan.

Diskusi kelompok bertujuan untuk menemu-kenali apa, siapa, dimana dan kapan prakarsa-prakarsa yang telah ada untuk menciptakan ketangguhan masyarakat Gresik.

Juga disepakati bahwa “Rembuk Akur” akan mengerucut pada terciptanya kolaborasi-kolaborasi multi-pihak yang berkelanjutan. Proses penciptaan kolaborasi-kolaborasi ini akan dilakukan dalam 3 pertemuan lagi hingga Oktober 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.