Artikel ini merupakan adaptasi dari artikel yang ada pada www.buminusantara news berjudul Rembuk Akur PTFI Dieksekusi Tim Melek Industri: Terus Bergerak Siapkan SDM Pekerja Santri – Bumi Nusantara News . Kami menyajikannya sebagai gambaran akan dinamika positif yang terjadi terkait dengan keberadaan PTFI Smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur.
Puluhan warga, pria wanita, nampak duduk lesehan dengan santai di ruangan berukuran 8 x 8 meter dengan dinding yang dipenuhi aneka poster dan spanduk. Peserta diskusi bahkan sampai meluber hingga teras bangunan yang merupakan kantor Sekretariat Tim “Santri Nusantara Bersatu”. Dengan banyaknya pria berpeci, berbaju koko dan sarungan diantara yang hadir, nuansa pengajian ala santri tak pelak hadir pada pertemuan malam hari itu.
Dugaan yang tak keliru, karena forum itu merupakan bagian dari kegiatan “Ngaji Industri” yang dijalankan oleh tim “Melek Industri Santri Nusantara Bersatu”, dibawah pimpinan Lestari Widodo. Kegiatan pengajian yang unik itu diikuti oleh para santri berbagai pesantren yang berada di sekitar kawasan industri Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (KEK JIIPE)
Tim itu hadir seiring dengan semakin maraknya pertumbuhan industri di Gresik. Mereka berupaya memperjuangkan para pekerja santri agar dapat masuk ke dalam dunia industri. Untuk itu, secara konsisten mereka menggelar “Ngaji Industri” dan Sabtu malam (23/9) itu mengusung tema “Penyiapan SDM Para Pekerja Santri Dalam Rangka Menyongsong Progres Report PT. Freport Indonesia (PTFI) dan Perusahaan – Perusahaan Baru di KEK JIIPE “.
“Alhamdulillah, kegiatan ‘Ngaji Industri’ ini, sudah berjalan sampai jilid ke- 34. Kekompakan dalam satu wadah Tim Melek Industri, baik penggerak, para pekerja santri adalah kekuatan dan semangat untuk terus berbuat dengan niat kokoh supaya bisa memberi manfaat pada sesama,” ujar Ketua Panitia, Syaiful Rizal. Secara khusus Rizal, menyebut keberadaan PTFI dan perusahaan – perusahaan baru di KEK JIIPE perlu diantisipasi dengan serius “… agar para santri dapat bisa bekerja di PTFI,” tandasnya penuh semangat.
Respon Atas Rembuk Akur PTFI Smelter
Terkait tema kegiatan malam itu, dasarnya adalah upaya menindak lanjuti keberlanjutan dari “Rembuk Akur” ke-2 pada 18 September 2023 lalu bersama PT. Freport Indonesia. Hal itu diakui oleh kang Widodo, sapaan akrab Widodo Lestari, yang menegaskan tujuan kegiatan itu guna menyiapkan SDM terbaik dari kalangan santri. Materi-materi seputar konseling ketenagakerjaan bagi para pekerja santri, “Ngaji Industri” secara rutin, penyiapan SDM yang kompeten, hingga membangun jejaring mitra kerja adalah wujud aktualisasi kongkrit dalam bersinergi dengan pelaku industri, khususnya pada PT.FI berikut subcon-subconnya, dan juga perusahaan – perusahaan baru di KEK JIIPE.
Sementara, pemateri dalam sesi itu, Muh. Hafidz Yusuf, ST, MT (Akademisi UQ dan trainer) hadir memberikan “Motivasi Ke – industrian”. Ia menyatakan, bekerja harus mempunyai kemampuan untuk bekerja sama, hingga memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik, “… supaya cakap mengikuti setiap perkembangan industrialisasi,” tegasnya. Selain itu, jiwa leadership, kegigihan dalam bekerja, kemampuan mengatur waktu, kekuatan interpersonal, beradaptasi yang baik, menjadi kunci penting para pekerja santri dalam berkarya. Nilai – nilai inti yang dikembangkan oleh PT.FI, yaitu Safety, Integrity, Commitment, Respect, Excellence (SINCERE) harus juga dimaknai dan dapat disinergikan dengan kearifan lokal serta karateristik warga Gresik sebagai Kota Santri.
Harapan Dari Forum Ngaji Industri
Saat sesi diskusi dan rekomendasi, Lukman Hakim selaku penggerak “Melek Industri” menaruh harapan besar agar para pekerja santri bisa diakomodir dalam setiap progres di PT.FI dan perusahaan baru di KEK JIIPE. Lalu cak Sutarno selaku perwakilan pekerja MSP di salah satu subcon CII, memberikan motivasi kuat pada santri yang hadir supaya dapat berkarya dengan baik, agar menjadi prioritas rekrutmen di perusahaan-perusahaan. Penyiapan kompetensi yang bersertifikat diharapkan menjadi bagian terpenting gerakan “Tim Melek Industri”, dalam menyiapkan pekerja santri yang lebih berkualitas.
Sementara Nur Shofiyah selaku perwakilan pekerja santri perempuan menyampaikan, bekerja di dunia industri harus benar – benar kuat dalam segala hal. Kuncinya adalah semangat, pantang sambat (mengeluh), sambil menunjukkan potensi terbaik. Menutup pendapatnya, ia pun berharap penambahan kuota perempuan dengan tetap memperhatikan kemampuan dan skill yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
Sebagai catatan, kegiatan “Ngaji Industri” ini telah mendapatkan apresiasi, baik dari para pelaku industri seperti PTFI berikut subcon-subconnya; CII, Petrosea, manajemen KEK JIIPE, unsur eksekutif / pemerintah, unsur legislatif, bahkan masyarakat secara luas. Tentu sebuah hal yang wajar, mengingat peran strategis yang dijalankan oleh pengajian dengan tema unik itu. (Didik Hendri / TIP)