Pengantar :

“Empat Perjanjian” menawarkan wawasan transformatif untuk memperkaya kemitraan, memupuk pemahaman yang lebih dalam dan saling menghormati. Prinsip-prinsip ini dapat membimbing pihak yang berpasangan menuju hubungan yang lebih harmonis dan memuaskan. Partnership-ID menghadirkan artikel dari Jocelyne Dew ini guna memperkuat wawasan kita tentang disiplin ilmu dari kemitraan, sesuatu yang selalu kami dengungkan guna memperkuat jalinan kerjasama yang kukuh antar stake holder dalam sebuah hubungan kemitraan.

*******

Saya sering ditanya apa yang harus dilakukan dalam suatu kemitraan yang memiliki kesalahpahaman dan harapan yang tidak sesuai. Untuk itu saya sering merujuk para mitra agar mempelajari buku “Empat Perjanjian” karya Don Miguel Ruiz. Kearifannya yang sederhana namun mendalam, dapat memperkenalkan prinsip-prinsip penting ke dalam dinamika kemitraan apa pun.

Empat Perjanjian dapat menjadi batu ujian ketika menjalin kemitraan apa pun. Meskipun buku ini terutama ditulis sebagai panduan kebebasan pribadi, prinsip-prinsipnya dapat diterapkan untuk meningkatkan kemitraan.

Prinsip Pertama

Dalam kemitraan apa pun, kepercayaan adalah perekatnya. Bersikap sempurna dalam perkataan berarti Anda berbicara dengan integritas, menghindari gosip, dan memastikan bahwa Anda hanya mengatakan apa yang Anda maksudkan. Ketika janji ditepati dan harapan ditetapkan dengan jelas, kesalahpahaman akan berkurang secara signifikan. Berkomitmen pada komunikasi yang jujur menumbuhkan iklim kepercayaan dan rasa hormat. Dengan cara ini mitra Anda akan mengetahui bahwa mereka dapat mengandalkan Anda, dan sebaliknya. Ini adalah langkah pertama menuju kolaborasi yang bermanfaat.

Tip Penerapan:

Jadwalkan check-in rutin dengan mitra Anda. Gunakan peluang ini untuk berkomunikasi secara terbuka tentang kemajuan, tantangan, dan harapan. Bersikap transparan dan proaktif dalam komunikasi Anda merupakan landasan bagi kepercayaan.

Prinsip Kedua

Kesalahpahaman dan konflik tidak bisa dihindari dalam kemitraan apa pun. Ketika umpan balik diberikan atau perselisihan muncul, penting untuk diingat bahwa ini bukan merupakan serangan pribadi. Dengan tidak mengambil hati, Anda membiarkan diri Anda melihat masukan secara objektif dan menggunakannya sebagai alat untuk pertumbuhan dan perbaikan.

Tip Penerapan:

Saat dihadapkan pada kritik, luangkan waktu sejenak untuk merenung sebelum merespons. Apakah ada kebenaran dalam masukan tersebut? Bagaimana Anda dapat menggunakannya secara konstruktif? Dekati perselisihan dengan rasa ingin tahu, bukan sikap defensif.

Prinsip Ketiga

Banyak konflik kemitraan muncul dari asumsi yang tidak terucapkan. Kita mungkin berasumsi pasangan kita mengetahui apa yang kita harapkan, atau kita mungkin salah menafsirkan tindakannya berdasarkan bias kita sendiri. Untuk menghindari hal ini, carilah kejelasan, ajukan pertanyaan untuk memastikan semua orang mempunyai pemikiran yang sama. Menghindari membuat asumsi membantu mengurangi kemungkinan kesalahpahaman dan ketidaksesuaian.

Tip Penerapan:

Biasakan mengulangi dan merangkum poin-poin penting selama diskusi. Mendorong terciptanya lingkungan yang menerima pertanyaan, dan memastikan bahwa kedua belah pihak memiliki tujuan dan tanggung jawab yang selaras.

Prinsip Keempat

Melakukan yang terbaik bukan berarti berjuang untuk mencapai kesempurnaan – itu tidak mungkin. Itu berarti memberikan segalanya dalam konteks keadaan Anda saat ini. Dalam kemitraan, komitmen ini memastikan bahwa kedua belah pihak berupaya maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Mengetahui bahwa masing-masing pihak memberikan yang terbaik akan menumbuhkan rasa saling menghormati dan mendorong kemitraan menuju kesuksesan.

Tip Penerapan:

Rayakan kemenangan kecil bersama-sama. Akui upaya pasangan Anda dan secara teratur menilai dan mendefinisikan kembali apa yang dimaksud dengan “melakukan yang terbaik” dalam konteks perubahan keadaan.

********

“Empat Perjanjian” dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan kualitas kemitraan. Dengan memupuk budaya kepercayaan, komunikasi terbuka, saling menghormati, dan komitmen, mitra tidak hanya dapat mencapai tujuan mereka tetapi juga menikmati perjalanan kolaborasi. Ketika kedua belah pihak berkomitmen terhadap perjanjian ini, kemitraan ini akan menjadi sebuah kekuatan yang mendorong menuju kesuksesan yang tak tertandingi.

Tags: